Sosok Wiji Thukul, Penyair, Aktivis dan Seniman Rakyat yang Diburu Penguasa Karena Puisi-puisinya

- 21 Desember 2021, 11:45 WIB
ilustrasi: Wiji Thukul, Penyair, Aktivis dan Seniman Rakyat Yang Hilang Diburu Penguasa Karena Puisi-puisinya
ilustrasi: Wiji Thukul, Penyair, Aktivis dan Seniman Rakyat Yang Hilang Diburu Penguasa Karena Puisi-puisinya /tangkapan layar Youtube BiCo Story/

HALOYOUTH - Wiji Thukul yang bernama asli Wiji Widodo adalah seorang penyair, aktivis dan juga seorang pejuang Hak Asasi Manusia berkebangsaan Indonesia. ia dikenal sebagai penyair pelo (cadel).

Wiji Thukul lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di lingkungan kaum marjinal tepatnya di Kampung Sorogenen, Solo, disana mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai tukang becak dan buruh. 

Hidup di tengah kaum marjinal, Thukul banyak mengamati dan merekam realitas kehidupan rakyat pinggiran yang kemudian menjadi bahan inspirasi tulisanya kedalam bentuk bait-bait puisinya. 

Sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD), Thukul sudah mulai gemar menulis puisi dan tertarik ke dunia teater sejak ia Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Baca Juga: 10 Puisi Wiji Thukul, Simbol Perlawanan yang Tak Lekang oleh Waktu

Nama “Thukul” artinya tumbuh, disematkan oleh guru teaternya yaitu Cempe Lawu Warta ketika dirinya aktif berteater dengan Komunitas Sarang Teater Jagat (Jagalan Tengah). Wiji Thukul memiliki arti nama biji yang tumbuh.

Ayah Wiji Thukul adalah seorang penarik becak sedangkan ibunya kadang menjual ayam bumbu untuk membantu ekonomi keluarga.

Sebagai seorang anak tertua dari tiga bersaudara, Thukul berhasil menamatkan SMP (1979), lalu masuk Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Jurusan Tari. Karena keadaan ekonomi keluarga yang sulit saat itu akhirnya ia memutuskan untuk berhenti sekolah pada tahun 1982. 

Thukul merasa memiliki tanggung jawab atas keluarganya terutama untuk kedua adiknya, setelah berhenti dari sekolah ia bekerja serabutan untuk membantu ekonomi keluarganya, mulai dari berjualan koran, jadi calo tiket bioskop dan kemudian ia diajak oleh tetangganya bekerja di sebuah perusahaan mebel antik menjadi tukang pelitur. 

Halaman:

Editor: Adi Riyadi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x