Penjelasan Singkat Cak Nun Tentang Pluralisme: Setiap Orang Adalah Singular, Di dalamnya Adalah Plural

31 Januari 2024, 08:25 WIB
Penjelasan Singkat Cak Nun Tentang Pluralisme: Setiap Orang Adalah Singular, Di dalamnya Adalah Plural /Youtube Caknun/

HALOYOUTH - Pluralisme selalu menjadi perbincangan hangat bagi seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Tidak akan pernah usang, mengingat Indonesia sangat majemuk atau beragam.

Ditambah adanya sesosok tokoh yang disebut sebagai Bapak Pluralisme, yakni Gus Dur, Presiden Republik Indonesia ke-4.

Setidaknya, karena keberaniannya membela hak-hak kelompok minoritas dan tertindas serta menjunjung tinggi kesetaraan.

Mudah banget kan, ya, sobat haloyouth. Kalo kata Gus Dur, "gitu aja kok repot."

Secara arti kata dalam bahasa yunani, Pluralisme terdiri dari dua kata yaitu plural berarti keberagaman dan isme berarti paham.

Secara luas biasanya di pahami sebagai penghormatan terhadap segala perbedaan yang ada di masyarakat dan tetap menjaga budaya masing-masing sebagai suatu keunikan. Artinya, setiap budaya pasti memiliki nilai-nilai yang baik.

Baca Juga: Inilah Muslim yang Dibanggakan Rosulullah Pada Akhir Zaman, Apakah Kita Termasuk?

Oleh karena Indonesia adalah bangsa yang beragam akan suku, budaya, agama dan ras, tentu sudah menjadi hal biasa bagi kita hidup tidak saja hanya berdampingan, melainkan bergotong-royong.

Kemajemukan merupakan identitas bangsa Indonesia sebagaimana slogan Bhinneka Tunggal Ika. Maka saling hormat-menghormati senantiasa kita perlukan supaya keutuhan bangsa tetap terjaga. Pluralisme selalu identikan dengan antar individu, kelompok maupun masyarakat.

Namun, Cak Nun ternyata memiliki pandangan yang lebih luas bahwa Pluralisme terletak pada setiap individu.

Sebagaimana dilansir oleh haloyouth.com dari kanal Youtube CakNun.com, dijelaskan Cak Nun sebagai berikut;

"Sesungguhnya setiap orang merupakan singular (satu) dimana di dalamnya terdapat plural (banyak)," terang Cak Nun

Baca Juga: Inilah Tanda-Tanda Seseorang Akan Menemui Ajalnya Menurut Abdul Somad, Mendapat Bisikan-Bisikan

Hal ini di buktikan melalui banyak hal, misalnya dalam budaya Jawa terdapat sedulur papat limo pancer.

Atau yang paling umum adalah kita sebagai individu merupakan seorang anak, kakak, adik, saudara, suami-istri ataupun orang tua di dalam keluarga.

Agama, status dalam keluarga, profesi, identitas sosial pasti dimiliki setiap individu.

Ketika melihat diri kita sendiri, maka kita akan menemukan banyaknya komponen-komponen pada satu tubuh.

Belum lagi kebutuhan yang ada pada tubuh kita, alat vital untuk reproduksi, perut untuk konsumsi, hati untuk merasa dan pikiran untuk berpikir dan masih sangat banyak lagi.

Dengan banyaknya komponen pada diri kita, maka kita perlu memahami satu persatu supaya tetap menjaga keseimbangan dalam hidup.

Mungkin lebih baik mempelajari pluralitas dalam singularitas pada diri sendiri sebelum pluralitas pada masyarakat.***

Editor: Saepudin Bahri

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler