Network
HALOYOUTH – Bagaimana hukum bermain media sosial menurut pandangan Islam? Berikut ini adalah jawaban Habib Husein Jafar mengenai topik media sosial.
Media sosial adalah wadah bagi para pengguna untuk saling bersosialisasi. Namun saat ini, media sosial menjadi strategi distribusi informasi paling efektif dan efisien.
Tak ayal, banyak berita yang sangat cepat beredar di berbagai media sosial. Pasalnya, semua orang bisa langsung memberitakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar.
Menurut Habib Husein Jafar, karakter utama media sosial adalah platform untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang tidak bisa diajak bersosialisasi secara langsung.
Sayangnya, media sosial seringkali menjauhkan hal-hal yang sebenarnya sudah dekat.
“Makanya aneh kalau ada orang janjian ketemuan untuk bukber, kemudian dia sibuk dengan HP sendiri-sendiri. Kadang media sosial itu mendekatkan yang jauh tapi juga menjauhkan yang dekat. Itu problem kita,” kata Habib Husein Jafar seperti dikutip Haloyouth.com dari YouTube TonightShowNet pada Senin, 25 April 2022.
Baca Juga: Ini Makna Kemenangan Lebaran Setelah Puasa Ramadhan Menurut Habib Husein Jafar
Dia mengatakan bahwa media sosial bisa menjadi ajang silaturahmi untuk terus menyambungkan cinta dan doa.
“Misalnya, 2 tahun lalu kita enggak bisa mudik, tapi kita harus silaturahmi ke keluarga kita, orangtua kita, saudara-saudara kita. Maka media sosial efektif untuk digunakan karena silaturahmi itu berarti ‘silah’ yaitu hubungan, dan ‘rahim’ itu cinta. Yang terpenting tersambungi cinta melalui doa dan kalau bisa melalui media sosial why not?” ungkap Habib Husein Jafar.
Namun tak bisa dipungkiri bahwa media sosial bisa menimbulkan perpecahan antara manusia satu dengan manusia lainnya.
Biasanya, kata Habib Husein Jafar, hal itu disebabkan adanya komentar-komentar dari netizen yang jahat. Ia bahkan menyebut netizen dengan kata netijin, yang artinya netizen seperti jin.
“Tapi kan sering justru media sosial ini menjadi sebab kita terpecah. Yang mainan namanya itu netijin. Netizen yang seperti jin,” tuturnya.
Baca Juga: Kenali, Inilah 3 Orang Shaleh Tapi Masuk Neraka Akibat Sifat Mereka Sendiri, Berikut Penjelasannya
Belum lagi dirinya menyoroti tentang sikap manusia yang seringkali bermuka dua. Terlihat baik di depan mata, tetapi bermain belakang di media sosial dengan membicarakan orang-orang.
“Lo pasti relate banget dengan orang yang ketika di depan lu baik-baik aja, pas di medsos nyindir-nyindir. Dan bodohnya ada yang bilang ke gua, ‘tapi kan gua pakai akun anonim?’ Mohon maaf, akun anonim memangnya enggak bisa ke-detect sama Allah?” ujarnya.
Habib Husein Jafar menilai, meski seseorang menggunakan akun anonim dan tidak diketahui oleh orang yang ditujunya, tetapi malaikat tetap mencatat perbuatan buruknya.
“Oke enggak ke-detect sama manusia, tapi kan dilihat sama Allah,” sambungnya.
Oleh karena itu ia menyebut bahwa hukum bermain media sosial menurut pandangan Islam bergantung pada niat dan tujuan seseorang menggunakan media sosial itu sendiri.
habiBaca Juga: Adakah Orang yang Kesurupan Setan di Bulan Ramadhan? Begini Penjelasan Habib Husein Jafar
Habib Husein Jafar mengibaratkan media sosial layaknya pisau.
“Sebagaimana pisau, seperti digunakan ibu rumah tangga di dapur untuk memasak, maka pisau itu menjadi alat yang baik. Kalau digunakan untuk melukai orang lain tentu itu berdosa. Begitu juga sosial media, sosial media itu tergantung penggunaannya. Untuk bersilaturahmi, bersosiaisasi. Kalau untuk silaturahmi tentu itu berpahala, kalau untuk memecah belah tentu itu berdosa,” pungkasnya.
Itulah hukum bermain media sosial menurut pandangan Islam seperti yang disampaikan Habib Husein Jafar.***
