Network
HALOYOUTH - Imam al-Ghazali memiliki nama lengkap Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad at-Thusi, Abu Hamid al-Ghazali.
Ayah al-Ghazali adalah seorang pengrajin kain dan menjualnya di Kota Thusi. Menjelang wafat, ayahnya mewasiatkan pemeliharaan kedua anaknya kepada temannya dari kalangan orang yang baik.
Ayah al-Ghazali berpesan kepada temannya, "Sungguh, saya menyesal tidak belajar khat (tulis-menulis Arab) dan saya ingin memperbaiki apa yang telah saya alami pada kedua anak saya ini. Maka saya mohon engkau mengajarinya dan harta yang saya tinggalkan boleh dihabiskan untuk keduanya."
Baca Juga: 6 Jawaban Mengejutkan Imam Ghazali Nasihat untuk Para Muridnya
Setelah meninggal, temannya mengajari keduanya ilmu dan menceritakan perihal ayahnya bahwa bahwa ayah al-Ghazali adalah seorang fakir yang salih. Beliau tidak makan kecuali hasil pekerjaannya dari kerajinan membuat pakaian kulit.
Beliau berkeliling mengunjungi ahli fikih dan mebermajelis dengan mereka serta memberikan nafkah semampunya. Apabila mendengar perkataan mereka (ahli fikih), beliau menangis dan berdoa memohon diberi anak yang fakih.
Apabila hadir di dalam suatu majelis, beliau menangis dan memohon kepada Allah agar dikaruniai anak yang ahli dalam ceramah nasihat.
Allah SWT mengabulkan doanya. Imam Ghazali menjadi seorang yang fakih sedangkan saudaranya (Ahmad) menjadi seorang yang ahli dalam memberi ceramah.
Baca Juga: Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani Tunjukkan Karomah Terbesar Kepada Jamaahnya, Ternyata Ini!
