Network
HALOYOUTH - K.H. Uci Turtusi biasa disebut Abuya Uci atau Abah Uci merupakan seorang ulama yang berpengaruh di Banten. Abuya Uci Turtusi adalah guru besar atau sosok ulama kharismatik pimpinan Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyyah yang berada di Kampung Cilongok, Kelurahan Sukamantri, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten.
Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah didirikan oleh sang ayah bernama K.H. Dimyati atau biasa disebut Abuya Dimyati asal Tangerang Banten beliau merupakan ulama yang memiliki komitmen kuat menjaga tradisi kepesantrenan yang dilanjutkan oleh putra beliau, Abuya Uci, sejak sepeninggal sang ayah pada tahun 2001 silam.
Nama Abuya Uci populer berkat kealiman dan kezuhudannya. Sejak kecil beliau dididik sangat ketat oleh sang ayah dalam mempelajari ilmu agama Islam.
Baca Juga: 4 Fakta Karomah Abuya Muhtadi bin Abuya Dimyati Pandeglang Banten
Selain itu, Abuya Uci tercatat selama mempelajari ilmu agama Islam pernah menimba ilmu dan berguru kepada 40 orang kiyai di Indonesia termasuk di luar negeri. Di antara guru-gurunya adalah Abuya Dimyati Cidahu Pandeglang, Abuya Yusuf Caringin, Kiyai Aang Encun Sukabumi, di Pesantren Kresek Garut, dan lainnya, yang mana semua gurunya adalah kiyai yang diakui keilmuannya. Beliau menempuh perjalanan menuntut ilmu selama kurun waktu 32 tahun.
Selain itu, Abuya Uci dipercaya oleh masyarakat Banten sebagai ulama yang memiliki berkah, ikhlas dalam mengajarkan ilmu, bahkan setiap pengajian mingguan rutin di majlisnya sering dihadiri ulama dari Mancanegara seperti dari Irak, India, dan negara lainnya.
Semasa hidupnya, Abuya Uci juga dipercayai oleh kalangan masyarakat sebagai seorang wali yang memiliki karomah. Banyak kesaksian dari masyarakat dan santrinya beliau memiliki keistimewaan-keistimewan yang tidak dimiliki orang pada umumnya. Salah satu karomahnya adalah Abuya Uci bisa menyembuhkan penyakit orang yang membencinya.
Baca Juga: Keajaiban Saat Sebelum Jenazah Abuya Dimyati Banten Dimakamkan
Diceritakan ada orang sakit yang tidak terdeteksi oleh medis. Kemudian orang tersebut datang kepada gurunya dan bertanya tentang penyakitnya. Lalu gurunya menyuruh orang tersebut untuk menemui dan meminta maaf kepada Abuya Uci. Gurunya berpesan jangan pulang sebelum bertemu Abuya Uci.
