Hari Bipolar Sedunia, Tentang Gangguan Jiwa yang Melibatkan Suasana Hati Berfluktuasi

- 30 Maret 2022, 15:42 WIB
Ilustrasi gangguan jiwa bipolar
Ilustrasi gangguan jiwa bipolar /Pixabay/

HALOYOUTH – 30 Maret merupakan peringatan Hari Bipolar Sedunia. Apa itu bipolar? Bipolar adalah gangguan jiwa yang melibatkan suasana hati yang berfluktuasi antara puncak manik dan depresi.

Seperti dilansir Haloyouth.com dari Pshycology Today, sejauh ini, ciri penyakit bipolar yang paling sering ditemukan adalah memiliki gejala depresi. Fase manik sendiri biasanya melibatkan gabungan emosi kemarahan dan depresi, baik dengan atau tanpa euforia.

Saat euphoria itu ada, penderita bipolar seringkali memiliki energi yang lebih besar dari biasanya dan kepercayaan diri yang berlebihan. Sehingga mereka melakukan pertarungan yang besar di dalam diri mereka sendiri.

Gangguan bipolar adalah penyakit mental kompleks yang dapat mengirim seseorang ke titik tertinggi atau terendah yang sangat luar biasa. Timbulnya gangguan bipolar bervariasi, tetapi biasanya mereka yang mengalami gangguan jiwa ini memasuki masa muda atau dewasa awal.

Baca Juga: Alasan Penanganan Gangguan Jiwa Sering Bermasalah, Ini Kata Psikiater Jiemi Ardian

Sebagaimana diuraikan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-V), ada tiga jenis utama gangguan bipolar. Ketiganya melibatkan perubahan yang jelas dalam suasana hati, energi, dan tingkat aktivitas.

Suasana hati ini berputar pada periode perilaku gembira, mudah tersinggung, atau justru bersemangat yang kerap disebut sebagai manik, hingga periode yang sangat turun, seperti sedih, acuh tak acuh, dan bahkan tidak memiliki harapan hidup.

Gangguan mood bipolar dimungkinkan bisa cukup parah untuk mengganggu aktivitas sosial atau pekerjaan. Tak jarang, penderitanya bahkan memerlukan rawat inap.

Bipolar I didefinisikan oleh episode manik yang berlangsung setidaknya tujuh hari atau dengan gejala manik yang begitu parah, sehingga orang tersebut membutuhkan perawatan rumah sakit segera mungkin. Biasanya episode ini berlangsung selama dua minggu.

Halaman:

Editor: Nahrul Muhilmi

Sumber: Psychology Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x