SMRC Prediksi Koalisi Pilpres 2024 hingga Prabowo tak Bisa Nyapres, Begini Penjelasannya

6 November 2021, 15:55 WIB
Prabowo Subianto /Instagram/@prabowo

 

HALOYOUTH- Meski gelaran Pilpres 2024 masih dua tahun kedepan namun sejumlah nama dari unsur ketua umum partai politik dan elit partai sudah santer diberitakan akan menjadi capres 2024.

Kecuali Prabowo Subianto (Gerindra), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Demokrat dan Elit PDIP Ganjar Pranowo, Deretan nama-nama capres potensial dari unsur ketua umum parpol macam Airlangga Hartarto (Golkar), Muhaimin Iskandar (PKB), hingga elit parpol macam Ketua DPR yang juga ketua DPP PDI-P Puan Maharani sedang gencar-gencarnya meningkatkan elektabilitas.

Diantara semua capres potensial dari partai politik tersebut hanya PDI-P yang bisa mengusung capres – cawapres di 2024 tanpa koalisi, mengingat perolehan kursi mereka di DPR dan suara sah nasional mereka lebih dari 20% sebagai ambang batas Presidential Threshold.

Mengingat kondisi tersebut, partai politik selain PDI-P harus membangun kerjasama politik yang mampu mendorong terpenuhinya batas Presidential Threshold. Tak hanya itu, untuk parpol-parpol yang saat ini punya jagoan macam AHY (Demokrat), Prabowo (Gerindra), Airlangga (Golkar) dan Muhaimin Iskandar (PKB) juga harus jeli dalam membangun koalisi dan melihat peluang baik yang tersedia, untuk itulah parpol mengandalkan hasil survei untuk melihat peluang ini.

Baca Juga: SMRC: PDIP Bakal Mencalonkan Puan Maharani di Pilpres 2024, Tapi...

Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif SMRC Saiful Mujani via akun Twitter pribadinya @Saiful_Mujani Sabtu siang 6 november 2021.

“bagaimana elite partai tahu peluang baik itu? biasanya mereka melihat hasil survei. kl melihat hasil survei kelima petinggi partai itu, sementara ini prabowo paling atas, diikuti oleh ahy. sementara puan, airlanggi, dan muhaimin jauh di bawah kedua nama itu. prabowo vs ahy?. Pancing Saiful.

Dengan kondisi hasil survei tersebut, dan atas dasar bacaan terhadap elite partai, Saiful melihat PDI-P sudah hampir dipastikan tidak ke AHY, NASDEM tidak ke Prabowo tapi mungkin ke AHY dan Golkar serta koalisi PDI-P dan NASDEM bubar.

“partai mana yang mau gabung dengan prabowo atau ahy? atas dasar bacaan trhd elite partai, pdip sudah hampir dipastikan tidak ke ahy. nasdem kemungkinan tidak ke prabowo. pdip dan nasdem mungkin tak bersama-sama lagi. nasdem ke ahy? mungkin. partai lain? golkar?”, lanjut Saiful.

Baca Juga: SMRC: Prabowo, Puan, Airlangga, Cak Imin, dan AHY Bakal Dicalonkan Partainya untuk Pilpres 2024

Adapun peluang Golkar bersanding dengan Prabowo atau AHY, hal tersebut masih tergantung daya tawar dan peluang yang diiliki Airlangga sebagai ketua umum. Tapi, jika Puan berpasangan dengan Prabowo kemungkinan Golkar tidak merapat ke Gerindra.

“Golkar bisa dg prabowo maupun ahy, tergantung airlangga dapat posisi no 1, no 2, atau tidak? tergantung siapa peluang lebih baik u menang, prabowo atau ahy? kl puan berpasangan dengan prabowo mk golkar mungkin tak ke prabowo. bila kans ahy baik, airlangga bisa sama ahy”, tambah Saiful.

Jika melihat komposisi perolehan suara partai politik di DPR maka koalisi Prabowo-Puan Vs AHY-Airlangga paling memungkinkan, tentunya dengan catatan Muhaimin tidak sanggup membentuk poros ke tiga dan baik Puan maupun Airlangga memilki tingkat elektabilitas yang tinggi sehingga membuka peluang menang Pilpres lebih besar.

“prabowo-puan vs ahy-airlangga? dilihat dari kursi mereka di dpr sudah cukup. partai lain? mencalonkan muhaimin? mungkin, tapi belum terlihat tanda2. belum terlihat gejala muhaimin bisa unggul atas prabowo maupun ahy. lalu? tidak ada lagi ketua partai yg bisa diandalkan”, papar Saiful”, terang Saiful.

Baca Juga: SMRC: Cuma PDIP yang Bisa Usung Capres-cawapres di 2024 Tanpa Koalisi

Masih menurut Saiful Meski diatas kertas peta koalisi pilpres 2024 seolah olah terkunci pada pilihan koalisi ikut Prabowo atau AHY, sebenarnya masih ada peluang ketiga, jika ada tokoh kompetitif dengan tingkat elektabilitas tinggi dan mendapat dukungan rakyat masuk ke arena.

Hal ini mungkin terjadi apabila PDIP tetap menjaga pilihan rasional dengan tidak memaksakan Puan sebagai cawpres Prabowo dan memasang Ganjar Pranowo sebagai capres di 2024. Karena saat ini hanya Ganjar Kader internal PDI-P yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi dan mendapat dukungan masyarakat luas

Jika ini yang terjadi tentunya hal ini akan membuat tidak nyaman Prabowo dan AHY, bahkan jika hal ini sampai terjadi Prabowo bisa – bisa tidak ikut dalam perhelatan Pilpres 2024.

“tapi bila pdip ingin menjaga tradisi rasional seperti 2 kali pilpres terakhir, ouan tidak dipaksakan harus jadi wapres, maka pdip akan isa tetap punya presiden dari kadernya sendiri, dengan memilih ganjar sebagai calonnya. bila ini yang terjadi …maka capresnya mungkin prabowo (gerindra/…vs ganjar (golkar, pkb) vs anies (pks,nasdem, demokrat): prabowo-…vs ganjar-airlangga (khofiffah) vs anies-ahy (ridwan) dalam keadaan demikian mungkin saja prabowo tidak dapat menarik partai lain u bergabung. ia ga bisa nyalon. bila prabowo tidak jadi nyalon krn partai2 lain tak ada yang mau mencalonkan, dan gerindra tak bisa sendirian, maka calon2 presiden 2024 diisi oleh anak2 bangsa yang semuanya dari generasi baru. regenerasi politik terjadi secara alamiah dan politik”, Pungkas Saiful.***

Editor: Muhammad Jejen

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler