Menurut akun @INABadminton, pihak tim Indonesia dan panitian All England sendiri tidak bisa berbuat apa-apa karena aturan tersbut berasal dari pemerintah Inggris.
Namun, menurut slaah satu pemain ganda putra, yakni Marcus, hal tersebut tidak adil karena sebelumnya pertandingan lain sempat ditunda karena pemain dari negara lain juga mengalami kejadian yang sama.
Namun tim dari negara lain tersebut akhirnya melakukan tes kembali dan dinyakan negatif, selanjutnya pemain bisa melanjutkan pertandingan
Marcus pun mempertanyakan hal tersebut melalui akun Instagramnya @marcusfernaldig.
"Jadi mengapa kita tidak juga memiliki keadilan yang sama di sini? Dan jika ada aturan ketat untuk memasuki wilayah Inggris karena Covid, BWF seharusnya sudah mendaftarkan sistem bubble yang menjamin keamanan kita. Pemain harus menjalani karantina sebelum acara. Agar adil, orang yang telah diuji + harus menjalani tes lain karena kami benar-benar tidak percaya lagi pada tes covid yang mereka jalankan karena seperti yang Anda semua dapat melihat semua 7 kasus positif Bisa berubah menjadi 7 kasus negatif hanya dalam 1 hari." tulis Marcus.
Hingga kini pihak tim badminton Indonesia pun masih meminta penjelasan yang juga dibantu oleh pihak KBRI yang ada di Inggris.
Hal ini disampaikan oleh Ricky Soebagdja melalui kanal YouTube Badminton Indonesia.
Ricky mengatakan bahwa KBRI membantu untuk menanyakan terkait regulasi dan peraturan terkait pertandingan dan regulasi pemerintah Inggris sendiri terkait Covid-19.***