Di tengah-tengah pertunjukan wayang, Gus Miftah menyampaikan sajak yang berisi sindiran terhadap pihak yang disebut mengharamkan wayang yang juga diunggah dalam akun Instagram @gusmiftah
Baca Juga: Tiga Mimpi Besar Erick Thohir Tentang BUMN, Salah Satunya Kontribusi Besar Bagi Negara
“Kamu siapa? Aku tahu jenggotmu panjang tapi belum tua. Wajar tak tahu budaya dan tata krama. Bagiku lebih nyaman dengan blangkon atau iket dari taplak meja, sebagai penutup kepala, wujud kerendahan dan ketawadhu'anku belaka. Karena jubah, imamah dan jenggot panjang adalah penampilan bendara atau raja sedang aku hanyalah hamba jelata, tak pantas dengan pakaian bendara dan raja," tulis Gus Miftah di akun Instagramnya @gusmiftah.
Penggalan sajak lainnya, Gus Miftah mempertanyakan apakah perlu kuda lumping diganti dengan unta lumping dan haruskah gamelan diganti dengan rebana?
“Pohon kelapa dengan pohon kurma? Dan haruskah nama Nabi Sulaiman diganti karena mirip kata-kata Jawa?” tulis Gus Miftah.
Sebelumnya Gus Miftah mengajak kepada masyarakat untuk tetap menonton wayang dan tidak perlu tersinggung.**