Ibadah yang Menyiksa Tapi Paling Utama Bagi Perempuan Menurut Syaikh Datuk Kahfi

- 17 November 2021, 15:14 WIB
Ilustrasi Syekh Siti Jenar yang diibartkan mencitai Tuhan seperti cinta Qais kepada Layla
Ilustrasi Syekh Siti Jenar yang diibartkan mencitai Tuhan seperti cinta Qais kepada Layla /Gurauanwarga/

Sesungguhnya, tanpa keberadaan perempuan mulia itu, sudah lama raja Caruban Larang tumbang ke bumi memunguti remah-remah kehidupan dan menelan kekalahan yang pahit.

Kemuliaan Nyi Indang Geulis sendiri baru tersingkap sebagian ketika hari sudah larut dan semua yang hadir sudah beristirahat, kecuali Abdul Jalil yang masih duduk di Bale Rangkang bersama Sri Mangana dan sang permaisuri.

Dengan tidak menutup-nutupi apa yang telah diterimanya dari ruh al-Haqq, Abdul Jalil mengutarakan penglihatan batinnya tersebut ke Nyi Indang Geulis dan menanyakan apakah sesungguhnya amaliah ibadah yang telah dilakukan Nyi Indang Geulis sehingga memiliki kedudukan yang begitu mulia di hadapan-Nya?

Baca Juga: Puasa Ayyamul Bidh Dilaksanakan Mulai Besok 18 November 2021, Berikut 5 Keutamaannya

Mendengar penjelasan Abdul Jalil, Nyi Indang Geulis tertegun kaget dan dengan air mata berlinang-linang dia mengungkapkan dengan jujur keadaan jiwanya saat itu. Dia jelaskan kepada suami dan putera asuhnya bahwa saat itu sesungguhnya dia sudah tidak lagi merasakan keterikatan yang kuat dengan suami dan putera-putrinya. Bukan lantaran Nyi Indang Geulis tidak mencintai suami dan anak anaknya, tapi, ia merasa ada semacam jarak gaib yang telah memisahkan dirinya dengan mereka.

Sejenak setelah itu Abdul Jalil lantas mengatakan bahwa sekarang Nyi Indang Geulis telah mencapai taraf yang tinggi di banding manusia manusia yang lain.

Nyi Indang Geulis tidak serta merta singgah di puncak tertinggi itu dengan menaklukan nafsu demi nafsu duniawi.

Baca Juga: Benarkah Orang Meninggal Ruhnya Masih Ada di Rumah Selama 40 Hari, Ini Kata Syekh Ali Jaber dan Buya Yahya

Seolah mengingat-ingat, ia kemudian dia bercerita bahwa pada awalnya dia sangat terkesan oleh wejangan Syaikh Datuk Kahfi saat mengupas hakikat agama. Menurut Syaikh Datuk Kahfi, pada hakikatnya apa yang disebut agama adalah ajaran yang melatih, menekan, bahkan memaksa manusia untuk menahan dan mengekang diri dari dorongan keakuan.

Pengekangan diri, menurut Syaikh Datuk Kahfi, bisa menjadi siksaan bagi mereka yang mencintai kehidupan duniawi. Namun sebaliknya, pengekangan akan menjadi kegembiraan bagi para pencari Kebenaran Sejati. Ajaran agama yang dimaknai pengekangan diri temyata memiliki arti yang luas dan mendalam.

Halaman:

Editor: Rifqiyudin

Sumber: Suluk Sang Pembaharu Perjuangan dan Ajaran Syaikh Siti Jenar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah