Anak Vanessa dan Bibi Dikatakan Alami Trauma? Apa itu Trauma Anak dan Bagaimana Cara Penyembuhannya, Simak Ini

- 10 November 2021, 12:56 WIB
Ilustrasi Anak Vanessa dan Bibi Dikatakan Alami Trauma, Apa Itu Trauma Pada Anak- Anak?/Pixabay/ Gerd Altmann
Ilustrasi Anak Vanessa dan Bibi Dikatakan Alami Trauma, Apa Itu Trauma Pada Anak- Anak?/Pixabay/ Gerd Altmann /

HALOYOUTH - Sudah 6 hari berlalu sejak kecelakaan Vannesa Angel dan juga Bibi Ardiansyah. Banyak netizen Indonesia yang masih merasa berkabung atas kecelakaan tersebut.

Meninggalkan seorang putra tunggal mereka dalam kecelakaan, banyak netizen merasa iba dan juga membicarakan tentang trauma yang mungkin dialami oleh anak semata wayang Vanessa dan Bibi?.
Sebenarnya apa itu trauma anak- anak?

Dikutip Haloyouth.com dari healthline pada hari Rabu, 10 November 2021, trauma anak- anak merupakan peristiwa traumatis yang dapat menimbulkan ancaman bagi kehidupan atau keselamatan fisik anak.

Baca Juga: 3 Rekomendasi Film Netflix Edisi November 2021, Lihat di Sini untuk Nikmati Keseruannya

Contoh trauma masa kecil meliputi:
• kekerasan fisik
• pelecehan seksual
• pelecehan psikologis dan emosional
• ditelantarkan
• bencana alam seperti angin topan, gempa bumi, atau kebakaran
• menjadi tunawisma
• rasisme
• kecelakaan serius atau penyakit yang mengancam jiwa
• kekerasan yang mengakibatkan kehilangan orang yang dicintai
• eksploitasi seksual
• menjadi pengungsi karena adanya perang
• kekerasan di masyarakat dan sekolah
• menyaksikan atau mengalami kekerasan keluarga atau pasangan

Trauma masa kecil mempengaruhi setiap orang secara berbeda.
Namun, ada beberapa tanda dan gejala umum yang harus diwaspadai pada anak-anak dan orang dewasa.
Pada anak-anak usia prasekolah dan sekolah dasar:
• kecemasan akan perpisahan
• menjadi cemas dan takut
• kesulitan tidur dan sering mimpi buruk
• menangis atau rewel
• turunnya nafsu makan
• murung
• mudah marah
Pada usia remaja, mereka dapat mengalami semua tanda yang disebutkan di atas, ditambah hal- hal berikut:
• menarik diri dari sosial
• masalah akademik
• menyalahkan diri sendiri atas kejadian tersebut (rasa bersalah dan malu)
• merasa depresi
• kesulitan dalam berkonsentrasi
• perilaku menyakiti diri sendiri
• peningkatan perilaku seperti aktivitas seksual dan alkohol atau penggunaan narkoba

Baca Juga: Jadi Penerus Sang Legenda, Ini Profil dan Prestasi Tommy Sugiarto

Orang dewasa yang mengalami post-traumatic stress disorder (PTSD) dari trauma masa anak-anak dapat merasa kesulitan dalam pekerjaan, hubungan interpersonal, dan dengan kesehatan mental mereka sendiri.

Berikut adalah beberapa tanda emosional, fisik, dan perilaku yang harus diperhatikan:
• kecemasan
• depresi
• serangan panik
• konsentrasi buruk
• kelelahan
• impulsif
• memiliki masalah dengan tidur
• kondisi kesehatan kronis
• keterpaksaan
• merugikan diri
• stres kronis dan peradangan
• mengisolasi diri dari masyarakat
• tidak nafsu makan
• memiliki pemikiran bunuh diri

Trauma masa kecil dapat menyebabkan efek buruk baik sekarang maupun di masa mendatang.
Akan tetapi terdapat pengobatan yang dapat membantu mengidentifikasi pemicu, dan mengurangi gejala tersebut.
Berikut adalah beberapa pengobatan umum yang dapat dilakukan untuk remaja, remaja, dan orang dewasa.

Baca Juga: Melon Music Award 'MMA' 2021 Umumkan Nominasi, Ada Aespa Hingga BTS

1. Terapi pemrosesan kognitif (CPT)
Terapi pemrosesan kognitif (CPT) adalah subtipe dari terapi perilaku kognitif.

CPT sering menjadi pilihan utama saat mengobati PTSD, terutama saat menangani efek jangka panjang dari trauma masa kanak-kanak pada orang dewasa.
2. Terapi perilaku kognitif yang berfokus pada trauma (TF-CBT)

Mirip dengan CPT, terapi perilaku kognitif yang berfokus pada trauma yang merupakan subtipe dari terapi perilaku kognitif.

TF-CBT efektif untuk anak-anak, remaja, dan remaja yang memiliki kesulitan dalam mengatur perilaku emosional mereka yang disebabkan oleh peristiwa traumatis.

Baca Juga: Dinobatkan Sebagai Pahlawan Nasional, Berikut Profil 4 Tokoh Pejuang Indonesia

3. Desensitisasi dan pemrosesan ulang gerakan mata (EMDR)

Desensitisasi dan pemrosesan ulang gerakan mata adalah terapi lain untuk mengobati trauma dan PTSD.
EMDR menggunakan gerakan mata berulang untuk memembuat kembali pola ingatan dari trauma.

4. Terapi paparan naratif (NET)
Terapi pemaparan naratif adalah alternatif TF-CBT dapat diterapkan pada anak-anak, dengan PTSD.
NET adalah intervensi individu jangka pendek yang berfokus pada penyisipan paparan trauma ke dalam konteks otobiografi yang dikenal sebagai garis waktu.

5. Terapi paparan berkepanjangan (PE)
Terapi paparan berkepanjangan adalah subtipe terapi perilaku kognitif yang digunakan untuk mengobati PTSD dan kondisi kesehatan mental lainnya.
PE sering berlangsung lebih dari 3 bulan.

6. Terapi bermain
Terapi bermain adalah kegiatan terapi sambil bermain untuk membantu anak-anak mengatasi trauma.
Usia yang tepat terapi bermain adalah anak-anak usia 3 sampai 12 tahun.

Baca Juga: Tanggapi Kabar Pencabutan Izin Usaha, OVO Bilang Begini

7. Terapi seni
Terapi seni menggunakan ekspresi kreatif untuk mengatasi dan menyembuhkan efek dari peristiwa traumatis.

Kegiatan yang dilakukan meliputi menggambar, mewarnai, melukis, kolase, dan membuat patung.***

Editor: Adi Riyadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah