Maggot Sumber Cuan dan Keseimbangan Lingkungan, Begini Penjelasannya

29 September 2021, 23:01 WIB
maggot bisa memberikan dampak terhadap keseimbangan lingkungan. /YouTube/Asumsi/

HALOYOUTH - Nama Maggot, dalam beberapa bulan terakhir ini mendadak populer dikalangan budi daya ikan di Indonesia. Pasalnya, maggot bisa menjadi salah satu pakan alternatif dengan harga yang sangat terjangkau.

Maggot sendiri adalah bayi larva lalat agau black soldier fly yang mampu menguraikan sampah organik dengan sangat cepat dalam jumlah besar.

Dibandingkan cacing, maggot lebih berguna sebagai pakan ternak karena lebih cepat berkembangbiak dan cepat bisa dipanen. Karena banyak manfaat dan keunggulan yang tidak ada pada bahan baku lain, maggot menjadi alternatif buat pakan hewan.

Baca Juga: Ini Dia Obat Herbal Kencing Manis 'Diabetes Mellitus' yang Belum Banyak Diketahui

Disamping maggot mengandung protein tinggi yang dibutuhkan oleh ikan, maggot juga berfungsi sebagai pengolahan sampah organik yang biasanya banyak diproduksi oleh rumah tangga. Dengan diolah menjadi maggot, sampah akan menghilang dan di saat yang sama akan menjadi makanan untuk ikan.

Sebagaimana dikutip oleh Haloyouth.com dalam vidio yang diunggah oleh akun YouTube @asumsi, maggot bisa memberikan dampak terhadap keseimbangan lingkungan.

Iqbal, kepala produksi Maggot Putra Tangerang (MPT) yang dulunya bekerja sebagai pembudidaya puyuh, kini beralih profesi menjadi pembudidaya maggot.

Baca Juga: Bambu Hitam Bisa Menghasilkan Cuan, Begini Penjelasannya

Berawal dari harga pakan puyuh yang mahal, Iqbal mencari pakan alternatif lain di internet, di sana Iqbal menemukan maggot sebagai pakan alternatif. Sejak saat itu Iqbal mengalihkan peofesi dari yang tadinya budidaya puyuh, menjadi budidaya maggot.

"Mulai cari pakan alternatif dan agar amoniak puyuh tidak menyebar kemana-mana, saya cari-cari di google terus menemukan maggot sebagai sumber protein dan bisa mereduksi kohe puyuh itu sendiri. Dalam waktu itu pakan puyuh juga mengalami kenaikan, kenaikan apa namanya, harga hampir tiap 3 bulan sekali ada naik gitu kan makanya kita harus cari pakan alternatif" kata Iqbal.

Selain Iqbal, ada Akbar seorang pria berumur 31 tahun yang dulunya bekerja fokus dibidang usaha percetakan, karena selama Pandemi omset usahanya menurun, Akbar beralih profesi menjadi pembudidaya maggot bersama Iqbal.

Baca Juga: Pendapatan Makin Seret? Simak 5 Ide Bisnis Alternatif di Masa Pandemi, Dijamin Cuan Besar

Akbar adalah Owner di MPS, menurutnya dengan budidaya, salah satunya budidaya maggot sebagai pakan ternak bisa membuat ekonomi pangan terus tumbuh. Akbar juga menjelaskan tentang omset yang didapat dari hasil budidaya maggot.

"Dengan harga rata-rata 6-7ribu tinggal dikalikan aja sekarang kita udah di 1,2 ton perhari, tnggal dikalikan aja harganya," ungkap Akbar.

Dengan bahan baku sampah organik di Kabupaten Tangerang yang sangat melimpah, menjadi peluang utama bagi Iqbal dan Akbar untuk budidaya maggot, karena mereka bisa mendapatkan sampah secara cuma-cuma.

"Bahan baku utamanya adalah sampah, sampah ini sangat banyak, di kab tangerang ini sangat banyak sampah organik, karena kita butuh si sampah organik itu. Kita bisa dapat ini secara gratis, jadi akhirnya kita dikirim 2-3 truk sampah dari sampah sekitar," tutup Akbar.***

Editor: Muhammad Jejen

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler