"Misalnya Thailand ada Kunlavut Vitidsarn. India punya Lakshya Sen. Pun demikian Singapura dan negara lainnya yang memunculkan pemain baru. Indonesia belum dan menurut saya terlambat karena masih mengandalkan pemain yang itu-itu saja," tutur Mulyo.
Mulyo juga meminta kepada PBSI harus berani mendorong pemain muda. Tentunya, dengan target-target tertentu yang diterapkan PP PBSI.
"Harus pembinaan harus betul-betul punya sistem atau progres yang baik. Ini bisa kita lihat dengan data-data untuk evaluasi. Dari situ kita tahu mana yang terbaik. Jika sudah memberikan yang terbaik, tinggal tunggu saja. Saya kurang tahu kalau di PBSI seperti apa," ujarnya menutup.
Hasil pahit di Thomas Cup 2022, menyusul kemudian di SEA Games 2021 tim putra Indonesia juga gagal trend positif raih medali emas setiap tahunnya.
Hal ini membuktikan bahwa, regenerasi tungga putra perlu dievalusi besar-besaran guna memperbaiki mental dan fisik atlet.***