Kisah Kontroversi dan Dugaan Kesesatan Sosok Syekh Siti Jenar, Kematiannya Diduga Ditutup-tutupi Kesultanan

- 30 Januari 2024, 13:30 WIB
Misteri Kematian Syekh Siti Jenar, Dihukum Mati dengan Keris Kentha Naga Milik Sunan Gunung Jati, Benarkah?
Misteri Kematian Syekh Siti Jenar, Dihukum Mati dengan Keris Kentha Naga Milik Sunan Gunung Jati, Benarkah? /SS YouTube Barley Prayudhya

Tentu keinginannya datang bukan sebagai angin lalu yang tidak berpijak pada keadaan sosial masa itu.

Dan yang paling penting, keinginannya tersebut merukan sebuah refleksi lama yang dilihatnya dari keadaan keadaan objektif yang pada gilirannya melahirkan kesadaran baru didalam pikirannya.

Baca Juga: Salah Kaprah Mengartikan Imsak, Simak Ternyata Begini Penjelasannya Muslim Harus Tahu!

Bisa dibilang, masyarakat ummah yang demokratis yang dia ingin dirikan tersebut merupakan manifestasi dari keadaan yang dilihat dan dirasakannya langsung yang makin lama makin terakumulasi menjadi antitesa yang paling kontradiktif dimasa yang tidak seharusnya.

Wajar belaka, Syekh Siti Jenar ini banyak dibilang orang sebagai manusia yang kesadarannya melampaui manusia kebanyakan.

Untuk memulai misinya, dengan diperbantukan Raden Walangsungsang (Sri Mangana atau Ki Samadullah) yang dipertuan Caruban Larang, Syekh Siti Jenar mulai membuka Padukuhan-padukuhan baru yang kelak diberi nama Padukuhan Lemah Abang, Padukuhan Lemah Putih, Padukuhan Lemah Kuning, Padukuhan Lemah Ireng sebagai antitesa dari sistem masyarakat Feodal zaman itu dimana konsep masyarakat Ummah ini sangat demokratis dan untuk manusia yang menempatinya memiliki kedudukan yang setara terhadap manusia yang lain.

Sejak gagasannya mulai dijalankan, Syeh Siti Jenar banyak ditentang banyak orang, apalagi kaum bangsawan Jawa.

Namun begitu, gagasan ini disambut antusias oleh rakyat jelata, kaula alit dan kelas masyarakat lain yang selama ini menjadi sasaran langsung penindasan dan penghisapan kaum Feodal.

Hingga gagasannya diperluas ke negeri Majapahit yang mulai keropos di makan usia, pertentangan makin menajam dengan kekuasaan meski masa itu Islam telah menjadi kekuatan yang besar di Jawa, dibawah pengaruh Tranggana di Demak.

Di masa berkuasanya Tranggana yang picik itu, semua kekuatan-kekuatan di arus bawah ia konsolidasikan untuk memperkokoh kedudukannya sebagai penguasa tunggal sepeninggal Patih Unus.

Halaman:

Editor: Adi Riyadi

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah