Baca Juga: VIRAL! Pria Ini Sebut Jokowi Harus Turun Hingga Ajak Adu Nyawa
Negara-negara Karibia diwakili oleh ketua Caribbean Community (CARICOM) yang saat ini dipegang oleh Antigua dan Barbuda, sementara negara-negara Pasifik diwakili oleh ketua Pacific Islands Forum (PAF) yang saat ini dipegang oleh Fiji.
Dalam skala nasional, pemerintah pun menginginkan lebih banyak masyarakat yang terlibat dan merasakan manfaatnya dari Presidensi G20, terutama kelompok akar rumput.
Maka dari itu, sejumlah sektor yang melekat dan berkembang di tengah masyarakat telah diidentifikasi dan dibawa ke dalam agenda G20, seperti ekonomi digital, pemberdayaan perempuan dan UMKM.
Akan ada total 127 pertemuan dalam rangkaian agenda KTT G20 yang tidak hanya dipusatkan di Bali, tetapi juga diselenggarakan tersebar di sejumlah daerah agar lebih banyak masyarakat terlibat secara langsung.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bekerja sama dengan Universitas Indonesia, Presidensi Indonesia di G20 akan membawa dampak jangka pendek, seperti penciptaan lapangan kerja untuk 33.000 orang di seluruh lokasi pertemuan, meningkatkan PDB nasional sebesar Rp7,43 triliun dan manfaat ekonomi lainnya 1,5 kali lipat dibandingkan IMF-World Bank Annual Meeting 2018 di Bali.
Sedangkan untuk jangka menengah dan panjang, keketuaan Indonesia di G20 akan memajukan sektor pariwisata serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Indonesia juga akan menampilkan perkembangan dalam bidang infrastruktur, konektivitas, dan investasi asing, yang diharapkan bisa menarik minat para investor asing dalam pembangunan ekonomi hijau, dan menunjukkan kemajuan vaksinasi Indonesia kepada dunia yang akan meningkatkan kepercayaan global dalam penanganan pandemi.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun mengatakan ada tiga prioritas utama Indonesia selama keketuannya guna membingkai kerja G20 satu tahun ke depan, di antaranya membangun arsitektur kesehatan dunia yang lebih kuat, transisi energi, dan transformasi digital.