HALOYOUTH - Pluralisme selalu menjadi perbincangan hangat bagi seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Tidak akan pernah usang, mengingat Indonesia sangat majemuk atau beragam.
Ditambah adanya sesosok tokoh yang disebut sebagai Bapak Pluralisme, yakni Gus Dur, Presiden Republik Indonesia ke-4.
Setidaknya, karena keberaniannya membela hak-hak kelompok minoritas dan tertindas serta menjunjung tinggi kesetaraan.
Mudah banget kan, ya, sobat haloyouth. Kalo kata Gus Dur, "gitu aja kok repot."
Secara arti kata dalam bahasa yunani, Pluralisme terdiri dari dua kata yaitu plural berarti keberagaman dan isme berarti paham.
Secara luas biasanya di pahami sebagai penghormatan terhadap segala perbedaan yang ada di masyarakat dan tetap menjaga budaya masing-masing sebagai suatu keunikan. Artinya, setiap budaya pasti memiliki nilai-nilai yang baik.
Baca Juga: Inilah Muslim yang Dibanggakan Rosulullah Pada Akhir Zaman, Apakah Kita Termasuk?
Oleh karena Indonesia adalah bangsa yang beragam akan suku, budaya, agama dan ras, tentu sudah menjadi hal biasa bagi kita hidup tidak saja hanya berdampingan, melainkan bergotong-royong.
Kemajemukan merupakan identitas bangsa Indonesia sebagaimana slogan Bhinneka Tunggal Ika. Maka saling hormat-menghormati senantiasa kita perlukan supaya keutuhan bangsa tetap terjaga. Pluralisme selalu identikan dengan antar individu, kelompok maupun masyarakat.