Dalam ajaran agama Islam, wanita yang sedang haid tidak dianjurkan untuk melaukan puasa pada bulan ramadhan. Alasan ini bukan tanp dasar. Selain karena larangan, ternyata ada juga fakta medis di balik ketentuan ini. Memaksakan diri untuk menahan lapar dan haus saat haid ternyata justru dapat memicu munculnya sejumlah gejala dan membuat tubuh menjadi tidak nyaman.
Puasa merupakan ibadah wajib yang diperuntukkan bagi umat Islam selama bulan Ramadan. Semua orang yang berada dalam keadaan sehat dan dewasa wajib menjalankannya. Namun, ada beberapa ketentuan yang memperbolehkan seorang Muslim/Muslimah tidak melakukan puasa, salah satunya sedang menstruasi. Meski demikian, tidak berarti meninggalkan puasa ini ditolerir begitu saja tanpa ada ganti. Setelah bulan Syawal, puasa yang pernah ditinggalkan wajib hukumnya untuk di Qodo.
Baca Juga: Sering Kram Saat Haid? Lakukan 5 Gerakan Yoga Berikut untuk Kurangi Sakitnya
Adapun alasan Medis bagi wanita yang haid untuk tidak berpuasa seperti disebutkan diatas adalah sebagai berikut:
1. Banyak Darah Keluar
Darah haid biasanya cukup banyak, berasal dari peluruhan dinding rahim yang sebelumnya menebal. Perdarahan ini cenderung deras ketika hari pertama haid dan berangsur-angsur akan surut pada hari berikutnya hingga yang paling umum 7 hari. Banyak keluarnya darah ini membuat wanita yang sedang haid rentan mengalami lemas dan lesu.
2. Nyeri Perut
Yang paling umum dirasakan oleh wanita haid adalah nyeri atau kram pada perut. Rasa sakit ini berasal dari peluruhan dinding rahim. Sebagian wanita hanya mengalami nyeri perut beberapa jam awal saat haid, tapi sebagian lain mungkin merasakannya sepanjang hari. Pada kasus yang parah, nyeri haid tidak tertahankan menurunkan kesadaran (pingsan). Rasa nyeri yang tak tertahankan dan berulang sebaiknya dibicarakan dengan dokter.
Baca Juga: Nyesel Baru Tahu Ada 5 Obat Maag Alami yang Disebut Bisa Redakan Nyeri Lambung, Cara Buatnya Mudah!