Pada sekitar tahun 1884-85, mereka meninggalkan usaha dagang mereka di Burma dan kembali melakukan perjalanan ke India.
Mereka terus melanjutkan perjalanannya menuju Dacca (sekarang dikenal dengan nama Dhaka, ibukota Bangladesh) yang kemudian pergi ke Bombay dan setelah tinggal di sana selama tiga minggu, mereka pergi ke Madras.
Dari Madras, mereka berlayar ke Singapura ditemani dua orang pelayan yaitu Shamsu’d-Din dan Lapudoodoo dari Madras.
Baca Juga: Menang Dua Kali, Berikut Head To Head Praveen-Melati vs Zheng-Huang Olimpiade Tokyo 2020
Setelah itu, mereka pun mendapatkan ijin untuk berkunjung ke Pulau Jawa, Indonesia. Mereka pada awalnya tiba di Batavia (Jakarta), mereka ditempatkan di pemukiman Arab, Pakhojan.
Namun mereka hanya diijinkan untuk mengunjungi kota-kota pelabuhan di Indonesia saja oleh pemerintah Belanda.
Mereka pun berkunjung ke Surabaya, dan juga singgah di Bali kemudian ke Lombok.
Saat itu melalui kepala bea cukai, mereka dipertemukan dengan Raja beragama Buddha dan permaisurinya yang beragama Islam.