Siapakah Bangsa Chechnya dan Presiden Ramzan Kadyrov yang Berani Kirim Ribuan Tentaranya Ke Ukraina?

- 1 Maret 2022, 21:48 WIB
Siapakah Bangsa Chechnya dan Presiden Ramzan Kadyrov Yang Berani Kirim Ribuan Tentaranya Ke Ukraina
Siapakah Bangsa Chechnya dan Presiden Ramzan Kadyrov Yang Berani Kirim Ribuan Tentaranya Ke Ukraina /Tangkapan layar Youtube Tawaf Tv/

HALOYOUTH - Bangsa Chechen (Chechnya) telah menjadi perhatian dunia, ketika pada Hari Jumat 25 Februari 2022 Presiden Ramzan Kadyrov dengan 12.000 pasukan sukarelawanya memutuskan untuk membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina.

Hal itu dilakukan sehari setelah Presiden Putin mengumumkan perang, tidak segan-segan dalam pidatonya pemimpin Chechnya itu meminta presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar segera menelepon Presiden Putin untuk meminta maaf karena tidak melakukanya sejak awal.

Sikap bangsa Chechnya yang cukup berani ini tentu mengagetkan masyarakat dunia, melihat sejarah bagaimana bangsa ini terlibat konflik yang begitu sengit dan berdarah-darah dimasa lalu pada perang Chechnya satu dan dua dengan Rusia.

Baca Juga: Di Depan 12.000 Pasukanya, Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov Tuntut Presiden Ukraina Minta Maaf ke Putin

Selama perang dimasa lalu, bangsa Chenchen dikenal begitu sangat tangguh, perawakan mereka yang tegap dengan ciri khas para lelakinya memelihara janggut lebat.

Tak heran kalau sebagian masyarakat dunia beranggapan bahwa mereka seperti para tentara kelompok ekstrimis. terlebih masyarakat Chechnya mayoritas adalah beragama Islam. 

Melihat pidato Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov dan 12.000 pasukanya, membuat masyarakat dunia bertanya, seperti apa Bangsa Chechnya sekarang, bagaimana mereka bisa hidup bersinergi dan harmonis di bawah negara Federasi Rusia dibawah kepemimpinan Putin bahkan begitu loyal kepada Kepemimpinan Putin?

Baca Juga: Klub dan Timnas Rusia Resmi Dilarang Ikuti Kompetisi FIFA dan UEFA, Berikut Alasanya!

Siapa Presiden Ramzan Kadyrov yang konon kepalanya pernah di hargai oleh para kombatan kelompok teroris ISIS senilai 5 juta dolar AS atau setara dengan 71 Miliar rupiah.

Chechnya adalah sebuah negara republik otonom yang masih menjadi bagian dari negara federasi Rusia, Secara geografis wilayah utara Chechnya berbatasan dengan Rusia, sedang wilayah timur dan tenggaranya berbatasan dengan Republik Dagestan dan berbatasan dengan Georgia pada bagian barat dayanya.

Penduduk asli dari bangsa Chechnya adalah suku Chechen yaitu sebuah kelompok etnis Kaukasia dari suku-suku Nakh yang berasal dari wilayah Kaukasus Utara di Eropa Timur. 

Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina Berlanjut! 2 Negara Terlibat Dijatuhi Sanksi: BWF Sangat Prihatin

Mereka mendapatkan kemerdekaannya secara de facto setelah perang Chechen pada tahun 1994 – 1996. Namun, secara de jure Chechnya masih tetap menjadi bagian dari Rusia.

Luas wilayah Chechnya tidak begitu luas hanya 12.300 km persegi, sedangkan Populasinya kurang dari 2 juta jiwa dan mayoritas penduduknya adalah beragama Islam sufi seperti kebanyakan di Indonesia.

Mayoritas Muslim bangsa Chechen adalah penganut mahzab Syafi'i. Sebagian meng amalkan ajaran tasawuf seperti muslim di Indonesia seperti tarekat Qadiriyah, Naqsabandiyah, dan Syadziliyah.

Baca Juga: Mengenal Kehebatan Rudal 'Kiamat' Milik Rusia yang Ditakuti Dunia

Perekonomian bangsa Chechnya adalah minyak bumi dan pengeboran (minyak) yang umumnya dilakukan di lembah Sunzha River, yang terletak antara Grozny dan Gudermes. 

Di Grozny banyak minyak bumi dan sejumlah pipa yang menghubungkan Laut Caspia dengan Makhachkala lalu ke Laut Hitam di Tuapse.

Bangsa Chechnya juga punya gas alam. Sedangkan untuk pertanian, umumnya berada di lembah Tarek dan Sunzha.

Selepas perang Chechnya II yang terjadi pada tahun 1999-2000, negara ini kemudian diperintah oleh Ahmad Kadyrov (ayah dari Ramzan Kadyrov) yang juga presiden pertama Republik Chechnya dengan ibu kota Grozny.

Baca Juga: Konflik Rusia-Ukraina Pecah, Bagaimana Sikap Pemerintah Indonesia?

Ahmad Kadyrov seorang ulama yang awalnya juga adalah bagian dari kelompok pemberontak dan mempunyai milisi yang dikenal Kadyrovit. namun saat perang Chechnya II pecah, klan Kadyrov ini membelot kepada Rusia dan menjadi sekutu Presiden Putin.

Membelotnya Ahmad Kadyrov menjadi bagian dari Rusia tentu membuat para pemberontak geram, maka pada bulan Mei 2004, Ahmad Kadyrov dibunuh oleh kelompok yang masih melakukan pemberontakan terhadap Rusia. 

Pada tahun 2005 Ramzan Kadirov diangkat sebagai perdana menteri. Sebenarnya awalnya ia mau diangkat menjadi presiden karena saat itu usianya masih sangat muda dan belum 30 tahun sedangkan konstitusi Chechnya minimal 30 tahun.

Pada tahun 2007 saat usianya sudah lewat 30 tahun Ramzan ditunjuk dan dilantik menjadi Presiden Chechnya oleh Presiden Putin.

Baca Juga: Krisis Ukraina, Menlu China Soroti Ekspansi NATO

Walaupun usianya masih cukup muda, Ramzan Kadyrov mampu menjaga stabilitas politik Chechnya terutama dari sisa-sisa para pemberontak, ia mampu meyakinkan para kepala suku setempat untuk kembali membangun Chechnya yang porak poranda karena perang.

Ramzan muda melakukan itu tentu tidak mudah mengingat dimasa lalu keluarganya dianggap sebagai pembelot, namun karena kemampuan dan bakat kepemimpinanya ia mampu meyakinkan pada masyarakat Chechnya.

Ramzan juga dikenal dekat dengan para ulama dan habib, sehingga perlahan namun pasti ia mulai menata dan mempercantik negaranya yang telah hancur akibat perang dan pemberontakan.

Baca Juga: Rusia Klaim Ratusan Fasilitas Militer Ukraina Berhasil Dilumpuhkan, Apa Saja?

Ramzan Kadyrov juga mendorong penerapan berbagai aspek hukum syariah di negaranya. Islam diajarkan di semua sekolah. Ia memerintahkan wanita berjilbab di gedung publik dan sekolah.

Setelah itu, Ramzan mulai menata negaranya dengan beberapa aspek pendidikan keislaman seperti mendirikan sekolah Hafiz, sebuah sekolah khusus untuk para penghafal Al Quran dan Studi Islam yang terus bermunculan di Chechnya. 

Kini tercatat ada lima sekolah serupa di Republik Chechnya, kemudian ada 700 mesjid yang dibangun, dan pada tahun 2008 Ramzan Kadyrov membangun masjid Ahmad Kadyrov yang merupakan salah satu masjid terbesar di Eropa yang dirancang untuk menampung 10 ribu jamaah.

Hal yang menarik adalah masjid itu berdiri di bekas markas Partai Komunis Soviet yang menaranya menjulang setinggi 200 kaki.***

Editor: Muhammad Jejen

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x