Kisah Inspiratif Imam Syafi'i dan Imam Malik, Adu Pendapat Tentang Cara Allah Memberi Rizki Kepada Hamba-Nya

3 September 2021, 09:37 WIB
Ilustrasi /BD Chandra/Haloyouth.com/

HALOYOUTH -Imam Syafi’i yang kita kenal sebagai salah satu imam mazhab dalam ilmu Fikih dengan pengikut yang paling banyak di Indonesia adalah salah satu murid dari Imam Malik.

Imam Syafi’i terkenal sebagai perumus pertama metodologi hukum islam atau disebut juga Ushul Fiqih melalui kitabnya yang berjudul Ar-Risalah.

Suatu ketika dalam majlis ilmu, Imam Malik yang merupakan guru dari Imam Syafi’i mengatakan jika rezeki itu datang tanpa sebab, cukuplah seseorang bertawakal dengan benar, niscaya Allah SWT akan memberinya rezeki.

Baca Juga: Doa Bisa Cepat Terkabul, Inilah 5 Keutamaan dan Amalan yang Dianjurkan Nabi untuk Dilakukan di Hari Jum'at

Imam malik menyandarkan pendapatnya itu sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang berbunyi:

“Andai kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakkal nisaya Allah akan berikan rizki kepada kalian, sebagaimana ia memberikan rizki kepada burung yang pergi dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang.”

Dalam hal ini ternyata Imam Syafi’i memiliki pendapat lain dan bertanya kepada gurunya (Imam Malik)

“ya syeikh, seandainya sang burung tidak keluar dari sarangnya bagaimana mungkin burung itu akan mendapatkan rezeki?” ucap Imam Syafi’i.

Baca Juga: Sejarah Lahirnya Puasa Asyura, Anjuran Nabi Muhammad yang Dahulu Sering Dilakukan Umat Yahudi

Berbeda dengan Imam Malik, Imam Syafi’i berpendapat bahwa rezeki itu untuk mendapatkannya harus dengan usaha. Rezeki tidak dating sendiri melainkan harus dicari dan didapatkan dengan sebuah usaha.

Akhirnya pada saat itu Imam Syafi’I dan Imam Malik yang merupakan guru dan murid bersikukuh dengan pendapatnya masing-masing soal rezeki.

Hingga pada suatu waktu Imam Syafi’i berjalan-jalan keluar dari pondok yang kemudian melihat serombongan orang sedang memanen anggur.

Imam Syafi’i pun bergegas membantu mereka memanen anggur, setelah pekerjaan selesai Imam Syafi’i mendapat imbalan beberapa ikat anggur.

Baca Juga: Tata Cara Shalat Idul Adha Di Rumah saat Pandemi Covid-19, Lengkap dari Niat Hingga Salam Beserta Bacaannya!

Saat itu Imam Syafi’i sangat senang sekali, beliau senang bukan karena mendapatkan beberapa ikat anggur melainkan beliau senang karena dengan ini ia bisa membuktikan kepada Imam Malik bahwa pendapatnya soal rezeki yang harus dicari adalah benar.

Setelah itu dengan hati gembira Imam Syafi’i bergegas menemui Imam Malik yang sedang duduk santai.

Sambil meletakkan beberapa ikat anggur Imam Syafi’i menceritakan pengalamannya pada hari itu seraya berkata:

Baca Juga: Siapa yang Berhak Memakan Sepotong Roti? Kisah Perjalanan Nasrudin Hoja dengan Pastur dan Pertapa Hindu

“Seandainya saya tidak keluar pondok dan melakukan sesuatu (membantu memanen anggur) tentu anggur-anggur itu takan sampai pada tanggan saya”.

Mendengar hal tersebut Imam Malik kemudian tersenyum sambil mengambil anggur yang dibawakan oleh Imam Syafi’i seraya berkata:

“Sehari ini aku memang tidak keluar pondok dan hanya menjalankan tugasku sebagai seorang guru dan berpikir alangkah nikmatnya kalau di hari yang panas ini aku bisa menikmati beberapa ikat anggur. Tiba-tiba engkau datang kepadaku sambil membawakan beberapa ikat anggur. Bukankah ini juga bagian dari rezeki yang datang tanpa sebab? Cukup tawakkal dengan sungguh-sungguh kepada Allah Niscaya Allah akan berikan rezeki untuk kita. Lakukan yang merupakan bagian darimu selanjutnya biarkan Allah yang mengurus lainnya.”

Baca Juga: Begini Panduan dan Prinsip Berkomunikasi Ala Rasulullah, Jangan Bicara Sebelum Berpikir!

Mendengar penjelasan tersebut Imam Syafi’i pun langsung tertawa. Kemudian sang guru dan murid tertawa bersama dan berpelukan.

Itulah kisah dari dua ulama besar yang mengambil dua hukum berbeda dalam satu hadis, dari kisah tersebut kita mendapatkan sebuah pelajaran untuk saling menghargai pendapat, tidak saling menyalahkan dan tidak merasa paling benar.***

Editor: Rifqiyudin

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler