Network
HALOYOUTH - Bukti yang paling kuat atas kebijaksanaan, kepintaran dan kecerdikan Khadijah RA adalah ketika menjatuhkan pilihannya kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suaminya.
Saat itu, beliau adalah seorang lelaki miskin, sedangkan dirinya adalah wanita kaya yang didambakan oleh tokoh-tokoh kaya Quraisy. Namun, Khadijah menolak mereka.
Penolakannya tersebut berdasarkan kebijaksanaan dan kematangan pikirannya bahwa kesempurnaan jati diri seorang laki-laki, kemuliaan hati dan kebaikan sifatnya adalah jauh lebih utama daripada kekayaan materi dan benda yang hanya bersifat sementara.
Sesungguhnya, Khadijah ingin mencari kepuasan dan kekayaan dalam bentuk yang lain. Yakni kepuasan jiwa, kekayaan hati dan kemuliaan akhlak! Dan, semua itu tidak mungkin dimiliki secara sempurna oleh seseorang selain Nabi Muhammad SAW.
Di pihak lain, Nabi Muhammad SAW tidak akan menerima tawaran Khadijah walaupun seandainya dia adalah wanita paling kaya di dunia dan wanita paling cantik sejagat raya, jika saja beliau tidak melihat wanita tersebut memiliki pikiran yang matang dan bijaksana.
Ia juga mendengar kesaksian kaumnya tentang diri Khadijah yang memiliki sifat-sifat yang mulia, karya-karya yang terpuji, pandai menjaga kehormatan diri, kepribadian yang bersih dan garis keturunannya yang terpandang.
Berdasarkan faktor-faktor itulah, hasrat Khadijah bertemu dengan hasrat Nabi Muhammad SAW, sehingga menggiring mereka menuju pelaminan.
Perhitungan Nabi Muhammad SAW tentang kepribadian Khadijah tidak meleset. Khadijah benar-benar menjadi istri yang ideal dan pendukung yang setia.
Kematangan pikiran dan kebijaksanaannya menjadi faktor utama yang mendorong Khadijah untuk segera beriman kepada risalah Nabi Muhammad SAW dan menjadi pengikut setianya dalam setiap praktik keimanan dan ketaatan.
