Heboh Kementerian Agama RI Keluarkan Aturan Batasi Pengeras Suara Masjid, Begini Tata Cara Penggunaanya

25 Februari 2022, 10:52 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas /Tangkapan layar YouTube/@Kemenag RI/

HALOYOUTH - Kementerian Agama RI baru-baru ini hebohkan masyarakat indonesia dengan keluarkan aturan batasi pengeras suara masjid dan musala.

Kementerian Agama RI batasi Aktivitas yang menggunakan pengeras suara di masjid dan musola seperti Adzan, Pengajian atau aktivitas yang lain akan di batasi.

Kementrian Agama RI Yaqut Cholis menerbitkan edaran yang mengatur tentang penggunaan pengeras suara di masjid dan musola terutama dalam hal ibadah mendatang.

Baca Juga: Omicron Meningkat, Kemenag Keluarkan Aturan Terbaru Pembatasan Keagamaan

Kementrian Agama RI keluarkan aturan dengan alasan kita hidup dengan masyarakat yang beragam baik agama, keyakinan, latarbelakang, dan lainnya. Sehingga diperlukan upaya untuk merawat persaudaraan dan harmoni sosial.

Mengenai edaran tersebut ditujukan kepada Kepala Kanwil, Kemenag Prov. Kepala kemenag Kab./Kota, Kepala KUA Kec., Ketua Majlis dan Musala, Ketua Maajid Indonesia, Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Islam dan Takmir/Pengurus Masjid dan Musala diseluruh Indonesia.

Sebagai tembusan edaran tersebut juga di tujukan pada seluruh Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Pertanda Baik? Begini Arti Mimpi Mengumandangkan Adzan Menurut Primbon Jawa

Aturan tersebut tertuang dalam surat edaran Kementrian Agama RI SE 05 tahun 2022 tentang pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musala.

Ada dua pengeras suara yang di atur yaitu pengeras suara terdiri atas suara luar dan suara dalam.

Pengeras suara dalam yang di fungsikan atau di arahkan kedalam ruangan. Sedangkan pengeras suara luar di pungsikan keluar ruangan masjid atau musala.

Baca Juga: Pesantren Binaan Pelaku Pemerkosaan Santriwati di Bandung Ditutup, Begini Kata Kemenag

Pengeras suara dalam pemasangannya di pisahkan antara pemasangan suara yang di fungsikan keluar dan dalam. Untuk menghasilkan pengeras suara optimal hendaknya di lakukan pengaturan.

Dalam volume pengeras suara di atur di sesuaikan dengan kebutuhan dan paling besar 100 dB. Jika suara di hasilkan dari rekaman hendaknya di perhatikan sebuah kualitasnya.rekaman, waktu dan bacaan ahir ayat, Salawat/Tarhim.

Dikutip dari akun Instagram @kemenag_ri, berikut tatacara penggunaan pengeras suara yang diatur Kementrian Agama RI diantaranya:

1. Penggunaan Pengeras Suara Waktu Shalat

Salat subuh

Sebelum adzan pada waktunya pembacaan Al-Qur'an, Salawat atau Tarhim dapat menggunakan pengeras suara luar, dalam jangka waktu paling lama 10 menit.

Pelaksanaan shalat subuh, zikir, doa dan kuliah subuh menggunakan pengeras suara dalam.

Salat Dzuhur, Ashar, dan Isya

Sebelum azan pada waktunya pembacaan Al-Qur'an, Salawat dan Tarhim dapat menggunakan pengeras suara luar, dalam jangka waktu paling lama 5 menit.

Sesudah azan dikumandangkan, yang di gunakan pengeras suara dalam.

Baca Juga: Bulan Ramadhan Akan Segera Tiba, Yuk Persiapkan 7 Hal ini, Apa Saja Itu?

Salat Jum'at

Sebelum azan pada waktunya pembacaan Al-Qur'an atau Salawat/Tarhim dapat menggunakan pengeras suara luar dalam jangka waktu paling lama 10 menit.

Penyampaian pengumuman mengenai petugas Jum'at hasil Infak Sedekah, pelaksanaan khutbah Jum'at, Shalat, Zikir dan Doa, menggunakan pengeras suara dalam.

2. Kegiatan Syiar Ramadhan, gema Takbir Idul Fitri, Idul Adha dan upacara Hari Besar Islam

Penggunaan pengeras suara di bulan Ramadhan baik dalam pelaksanaan salat Tarawih, Ceramah, Kajian Ramadhan dan Tadarus Al-Qur'an menggunakan pengeras dalam.

Baca Juga: dr. Zaidul Akbar Ungkap Cara Kelola Emosi, Beserta Penyebab dan Solusinya

Takbir pada tanggal 1 Syawal, 10 Zulhijah di masjid atau mushalah dapat menggunakan pengeras suara luar sampai dengan 22.00 waktu setempat dan dapat di lanjutkan pengeras suara dari dalam.

Pelaksanaan Idul Fitri dan Idul Adha dapat dilakukan dengan penggunaan suara dari luar

Takbir Idul Adha di Hari Tasyrik pada tanggal 11 sampai dengan 13 Zulhijah dapat di kumandangkan  pelaksanaan setelah pelaksanaan salat Rawatib secara berturut-turut dengan menggunakan pengeras suara dalam.

Upacara peringatan hari besar islam atau pengajian menggunakan pengeras suara dala, kecuali apabila pengunjung tablig melimpah keluar arena masjid atau musala dapat menggunakan pengeras suara luar.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Ungkap Satu Amalan Agar Rezeki Terus Bertambah, Begini Caranya!

Suara yang di pancarkan melalui pengeras suara perlu diperhatikan kualitas dan kelayakannya, bagus atau tidak sumbang dan pelafazan secara baik juga benar.

Mengenai pembinaan dan pengawasan Kementrian Agama RI dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah dan organisasi kemasyarakatan islam dalam pembinaan dan pengawasan.***

Editor: Nahrul Muhilmi

Sumber: Instagram @kemenag_ri

Tags

Terkini

Terpopuler