Melihat hal tersebut presiden Jokowi telah meminta para menterinya, kepala lembaga dan kepala daerah untuk waspada, mengkalkulasi dan mampu menghitung secara detail langkah antisipasinya.
"Agar langkah antisipasinya benar, maka kita harus betul-betul siap kalau krisis ini berlanjut sampai tahun depan. Hati-hati semuanya, kita harus punya 'sense of crisis', jangan seperti biasanya, jangan 'business as usual', 'sense of crisis' harus ada pada diri kita semua sehingga kita harus ada perencanaan yang baik," kata Presiden.
Presiden Jokowi juga mengingatkan untuk tahun 2023, pemerintah akan memulai kembali ketentuan defisit di bawah 3 persen produk domestik bruto (PDB).
"Karena itu perencanaan harus betul-betul detail, harus betul-betul tepat, lakukan angka penajaman belanja sehingga kualitas semakin baik, optimalkan penerimaan perpajakan," kata Presiden.
Disamping itu, presiden juga mengingatkan agar agenda-agenda strategis untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM) harus terus tetap berjalan
"Percepatan kemiskinan ekstrem, angka stunting harus diturunkan, peningkatan kualitas SDM melalui transformasi di bidang kesehatan, peningkatan akses di bidang pendidikan, dan 'upskilling', 'reskilling' tenaga kerja agar semakin produktif dan kompetitif," kata Jokowi.***