Jelang Demo Akbar Mahasiswa, Adian Napitupulu: Di Pemerintahan Ada yang Lempar Batu Sembunyi Tangan, Siapa?

8 April 2022, 20:38 WIB
Sekjen Perhimpunan Nasional Aktivis 98, Adian Napitupulu.* /Antara Foto/Hafidz Mubarak A./

HALOYOUTH - Jelang demo akbar Mahasiswa yang rencananya akan digelat pada 11 April 2022, di Istana negara menuntut berbagai hal yang salahsatunya adalah isu mengenai perpanjangan masa jabatan persiden Jokowi 3 periode dan pembatalan pemilu.

Politisi PDI-Perjuangan Adian Napitupulu heran dengan tuntutan Mahasiswa mengenai isu perpanjangan masa jabatan presiden Jokowi 3 periode dan penundaan pemilu.

Sebab menurut Adian, wacana perpanjangan masa jabtan persiden Jokowi 3 periode dan penundaan pemilu tidak datang dari presiden Jokowi, melainkan dari para menteri Jokowi di kabinet.

Baca Juga: Buat Pernyataan Kontroversial, Arteria Dahlan Berpotensi Tenggelamkan Suara PDI-P di Jabar Saat Pilpres 2024

Politisi yang dulu mantan aktifis Mahasiswa Forum Kota (FORKOT) tersebut heran mengapa mahasiswa berdemontrasi di istana.

 "Yang bicara perpanjangan masa jabatan presiden bukanlah Jokowi, tapi ada tiga menteri. Lalu kenapa yang didemo Jokowi, bukan para menteri itu?" kata Adian Napitupulu dalam keterangannya via Whatsup, Jumat 8 April, 2022.

Adian juga menyampaikan bahwa yang melemparkan wacana tentang perpanjangan masa jabatan 3 periode presiden Jokowi ada tiga menteri, seharusnya mereka berdemonstrasi ke kantor partai san menteri atau kekementrian yang dipimpin menteri tersebut. 

Baca Juga: Kabar Gembira! Bantuan Langsung Tunai BLT Minyak Goreng akan Dibagikan Bulan April Ini

Malahan menurut Adian selain menteri-menteri itu yang berbicara perpanjangan masa jabatan persiden menjadi 3 periode juga ada lembaga survei.

"Ada tiga ketua partai yang bicara perpanjangan masa jabatan presiden tapi, sekali lagi, kenapa yang didemo Jokowi bukan tiga partai itu? Yang bicara presiden 3 periode itu salah satu lembaga survei dan salah satu kader partai, tapi kenapa yang didemo Jokowi, bukan lembaga survei atau kantor partai?" tanyanya.

Menurut Sekjen Persatuan Nasional Aktivis (PENA) 98 itu, untuk mewujudkan wacana perpanjangan masa jabatan persiden atau mengubah peraturan dari 2 periode menjadi 3 periode jabatan persiden itu itu ada di Senayan dalam hal ini DPR RI sebagai lembaga legislatif bukan di eksekutif.

Baca Juga: Buat Pernyataan Kontroversial, Arteria Dahlan Berpotensi Tenggelamkan Suara PDI-P di Jabar Saat Pilpres 2024

Secara gamblang Presiden Jokowi sudah menyampaikan secara terbuka bahwa Jokowi akan taat dan tunduk pada konstitusi serta melarang para menteri berwacana dan berbicara kepada publik mengenai isu perpanjangan masa jabatan presiden. 

"Yang mengatakan tidak berminat 3 periode adalah Jokowi. Yang mengatakan bahwa mereka yang menginginkan 3 periode adalah orang yang juga cari muka Jokowi. Yang mengatakan bahwa mengenai masa jabatan ia akan tunduk pada konstitusi adalah Jokowi, yang mengatakan bahwa menteri tidak boleh lagi bicara tentang perpanjangan masa jabatan juga Jokowi. Tapi aneh kenapa yang didemo justru Jokowi?," paparnya.

Menurut Adian Jika bertanya kenapa yang didemo Jokowi? wacana perpanjangan masa jabatan presiden Jokowi hanya asumsi dan analisa tak berdasar para menteri tersebut alias tebak-tebakan mengenai perasaan persiden Jokowi yang ingin memperpanjang masa jabatannya menjadi 3 periode yang ingin direalisasikan oleh para menteri tersebut.

Baca Juga: SMRC Prediksi Koalisi Pilpres 2024 hingga Prabowo tak Bisa Nyapres, Begini Penjelasannya

"Wacana perpanjangan maupun tiga periode tersebut membuat banyak orang menjadi gelisah, lalu sibuk menganalisis perasaan dan keinginan Jokowi. Karena menganalisis rasa tidak punya alat ukur, sebagian mahasiswa konon berencana demo besar-besaran ke Istana tanggal 11 April nanti," kata Adian.

Ditengah kondisi yang sudah memanas akibat dari penyataan dan wacana para menteri yang kadung sudah dilempar ke publik itu, Adian kembali mempertanyakan posisi para menteri yang melemperkan wacana perpanjangan masa jabatan presiden Jokowi.

Menurut Adian semua menteri itu tiba-tiba diam dan seolah-olah membiarkan Jokowi yang menanggung efek negatif dari wacana yang mereka kemukakan kehadapan publik.

Baca Juga: SMRC: PDIP Bakal Mencalonkan Puan Maharani di Pilpres 2024, Tapi...

"Cerita belum berakhir, di media sosial, baik WhatsApp, TikTok dll, muncul beragam narasi tuntutan yang berkembang, tidak lagi soal wacana perpanjangan maupun 3 periode belaka, sekarang bahkan ada poster atas nama mahasiswa yang isinya menuntut agar Jokowi mundur dari jabatan presiden," sambung Adian.

Adian melihat bahwa dari sisi pemerintah ada yang melempar batu sembunyi tangan - melempar wacana lalu sembunyi-, ia juga menerka ada konflik yang tengah terjadi memperebutkan dan ingin memenangkan kekuasaan secara paksa di pemerintahan.

Baca Juga: SMRC: Prabowo, Puan, Airlangga, Cak Imin, dan AHY Bakal Dicalonkan Partainya untuk Pilpres 2024

"Mau di mana pun itu, Istana maupun jalanan, sepertinya para 'pelempar batu sembunyi tangan' itu mungkin selalu ada walau dilakukan orang yang berbeda namun berangkat dari motif yang sama, yaitu duduk di lingkaran kekuasaan. Ada yang ingin kekuasaan melalui perpanjangan masa jabatan, ada juga yang melalui penggulingan kekuasaan," imbuhnya.

"Kalau berangkat dari cerita lempar batu sembunyi tangan, maka tidak presiden, tidak juga mahasiswa saat ini, jangan-jangan sama-sama sedang menjadi 'korban klaim'," kata Adian.

Diketahui sebelumnya bahwa 3 menteri Jokowi yang melempar wacana kehadapan publik mengenai isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan persiden adalah Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketum PAN Zulkifli Hasan.***

Editor: Nahrul Muhilmi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler